7. Neo Classic

Sesuai dengan namanya, furnitur Neo classic merupakan gaya desain furnitur yang berupaya membangkitkan kembali fitur-fitur furnitur klasik, namun dengan nuansa yang baru. Gaya furnitur in banyak mendapat pengaruh dari banyaknya penemuan-penemuan arkeologi di sekitar abad 18 di beberapa negara, terutama di Yunani dan Italia. Negara tersebut terkenal memilki peradaban yang maju di masa lampau dengan gaya desain furnitur yang sangat khas dan memiliki nilai estetika yang tinggi. Hal ini membuat para pembuat furnitur pada saat itu berusaha untuk menampilkan keindahan dan keistimewaan gaya furnitur di masa lampau (era klasik).

Gaya desain furnitur Neo classic ini menjadi favorit masyrakat hingga tahun 1880. Karakter dari furnitur satu ini yakni penerapan bentuk-bentuk persegi dengan garis-garis lurus yang tegas. Banyak yang menyebut bahwa furnitur jenis ini merupakan pengganti dari furnitur Rococo. Furnitur Rococo banyak mengeksploitasi bentuk-bentuk bulat dan melengkung, sedangkan Neo classic lebih ke bentuk-bentuk persegi dengan garis yang tegas.



8. Art Nouveau

Art Nouveau merupakan salah satu gaya furnitur yang cenderung menekankan pada banyaknya hiasan-hiasan serta ornamen, sehingga karakternya cenderung lembut dan rapuh. Furnitur ini juga kerap mengaplikasi garis-garis yang panjang namun berkelok-kelok. Pada beberapa furnitur, tak jarang kita temui beberapa gambar atau lukisan yang diterapkan pada permukaanya sebagai bagian dari ornamen yang mempercantik tampilan furnitur. Gambar-gambar yang kerap disajikan berupa gambar wanita, bunga, dedaunan, dan hal lain yang cenderung menonjolkan hal-hal bernuansa feminis.

Furnitur ini banyak digemari terutama di era tahun 1890 hingga 1910. Art Nouveau ini meskipun kemunculannya bermula di Eropa, namun ketenarannya hingga mencapai Amerika Serikat.

9. Scandinavian

Scandinavian furnitur, sesuai namanya furnitur ini berasal dari negara-negara Skandinavia. Ciri khas gaya desain furnitur satu ini yakni kesederhanaan bentuk namun dengan tingkat presisi dan kerapihan yang tinggi, sehingga terlihat berkelas. Furnitur ini biasanya dibuat dari kayu lapis. Sama halnya dengan furnitur Victoria, furnitur ini juga banyak diproduksi secara masal. Furnitur ini banyak menyebar ke berbagai negara di tahun 1930 kemudian menjadi salah satu gaya desain furnitur favorit kala itu.


10. Country

Furnitur Country sangat kental akan nuansa kuno dan lama, namun disitulah letak nilai estetisnya. Meskipun terlihat kasar, lusuh, dengan nuansa pedesaan yang khas, toh furnitur ini banyak dicari dan disukai oleh masyarakat Eropa terutama Amerika Serikat. Untuk lebih memberi kesan tua, furnitur ini biasanya tidak diproduksi secara masal dan pembuatannya dilakukan berdasarkan pesanan. Di Indonesia sendiri, salah satu contoh furnitur yang memilki tampilan tua khas pedesaan yakni kursi yang beralaskan anyaman bamboo

11. Japanese

Furnitur tradisional Jepang memiliki karakter berupa bentuk yang minimalis, serta minimnya penggunaan furnitur pada satu ruangan. Dibandingkan dengan penggunaan sofa atau kursi besar, furnitur Jepang lebih cenderung berupa bantal atau alas duduk yang diletakkan di lantai. Biasanya, alas duduk ini dilengkapi dengan meja kayu padat yang tak terlalu tinggi dengan bentuk minimalis.

 Copyright stekom.ac.id 2018 All Right Reserved