Lantas, film atau serial animasi apa saja yang membuat kita bisa melihat fenomena sosial di tengah-tengah cerita penuh warna dan magis itu? So, ini dia beberapa contoh film dan serial animasi yang menunjukkan fenomena sosial dan bisa menjadi edukasi bagi anak cucu kita karena ceritanya yang tak lekang oleh waktu.

 

1. Wall-E (2008)

Tentu saja kita pasti mengenal cerita robot kecil pemungut sampah yang satu ini. Selain karena wujudnya yang lucu dan hampir tak ada dialog di sepanjang film, animasi yang diproduksi dan didistribusikan Disney-Pixar 13 tahun yang lalu tersebut dengan jelas memberikan gambaran betapa mengerikannya kondisi dunia apabila manusia diliputi keserakahan, konsumerisme tak terkendali, serta ketidakpedulian terhadap kondisi lingkungan. Bumi menjadi kolam sampah raksasa yang pada akhirnya tak lagi bisa ditinggali dan dinikmati. Cerita petualangan dan kisah cinta wall-E dengan robot lainnya mungkin hanyalah pemanis. Namun gambaran mengerikan dunia yang diliputi sampah jelas merupakan pesan implisit yang sangat baik disampaikan kepada para penontonnya.

 

2. Up (2009) "Up"

juga menjadi film animasi yang diproduksi dan didistribusikan oleh Disney-Pixar 12 tahun yang lalu. Sebuah animasi yang tak hanya cantik secara visual namun juga dalam dari sisi penceritaan. "Up" dengan jelas menggambarkan fenomena sosial dalam dua sisi. Sisi internal dalam diri Carl yang menua dalam kesendirian dan belakangan menyadari bahwa petualangan sejati dalam hidup ini adalah memiliki hubungan baik dengan orang lain. Dan sebisa mungkin mempertahankannya sebelum menyadari kebaikannya setelah orang itu tiada. Sementara dari sisi eksternal adalah gambaran kondisi lingkungan modern yang cukup toxic serta tidak berpihak pada yang lemah.

Sebuah animasi yang tak hanya cantik secara visual namun juga dalam dari sisi penceritaan. "Up" dengan jelas menggambarkan fenomena sosial dalam dua sisi. Sisi internal dalam diri Carl yang menua dalam kesendirian dan belakangan menyadari bahwa petualangan sejati dalam hidup ini adalah memiliki hubungan baik dengan orang lain. Dan sebisa mungkin mempertahankannya sebelum menyadari kebaikannya setelah orang itu tiada. Sementara dari sisi eksternal adalah gambaran kondisi lingkungan modern yang cukup toxic serta tidak berpihak pada yang lemah. Dan betapa dunia lebih menghargai pembangunan gedung bertingkat dibanding sejarah dan kebahagiaan warga atas tanah yang mereka miliki.

 

3. The Breadwinner (2017)

Film animasi 2D yang diproduseri oleh Angelina Jolie ini begitu gamblangnya menceritakan kondisi Afghanistan yang dikuasai Taliban. Melalui kacamata seorang gadis berusia 11 tahun, Parvana, yang terpaksa harus menjadi breadwinner (seseorang yang mencari uang untuk keluarganya) di tengah kondisi perang yang mencekam. "The Breadwinner" begitu realistis karena kita diajak untuk merasakan ketakutan, kebingungan, sekaligus keberanian Parvana yang terus berkembang dari awal hingga akhir cerita. Selain itu kita juga diajak untuk melihat bagaimana kebudayaan wanita Afghanistan dan betapa setiap pengorbanan yang mereka lakukan bagi keluarganya menjadi terasa begitu penting sekaligus haru dan menyentuh. Film ini seakan bercerita dalam suasana berduka.

 

4. Grave of The Fireflies (1988)

Film anime buatan Studio Ghibli ini memiliki cerita yang tergolong gelap dan berat apabila disaksikan oleh anak-anak. Walaupun coretan gambarnya berwarna dan menarik mata, khas Studio Ghibli, namun gambaran nyata tentang betapa jahatnya sebuah perang dan mengerikannya efek yang terjadi setelah itu mungkin bisa terasa traumatis apabila disaksikan anak-anak. Animasi ini juga diangkat dari sebuah cerita pendek semi biografi karya Akiyuki Nosaka. Cerita itu berdasarkan pengalaman nyata yang ia alami pada saat sebelum, ketika, dan sesudah pengeboman di kota Kobe, tahun 1945. Membuat film ini semakin terasa realistis dan menyentuh.

 

5. Japan Sinks: 2020 (2020)

"Japan Sinks: 2020" adalah sebuah serial anime produksi Netflix yang menggambarkan kondisi Jepang yang tenggelam karena bencana di era modern. Sebuah cerita sci-fi dalam balutan adult animation yang menarik karena begitu gamblangnya memberikan gambaran kondisi sosial masyarakat yang mungkin terjadi saat dan pasca bencana. "Japan Sinks: 2020" memberikan fenomena sosial saat bencana alam yang jauh lebih mengerikan dari bencana alam itu sendiri, karena sifat manusia yang tak terkontrol ketika dunia tak lagi memiliki aturan. Pencurian, pembunuhan, pemerkosaan, dan berbagai tindakan amoral lainnya menyelimuti Jepang yang tinggal menghitung hari sampai benar-benar dilahap oleh lautan. Sebuah fenomena sosial yang rasanya sangat realistis apabila terjadi bencana besar yang tak terkendali di era modern ini.

 

 

 Copyright stekom.ac.id 2018 All Right Reserved