Profesionalisme adalah hal yang wajib dimiliki oleh seseorang di dunia kerja. Tapi, bagaimana untuk meng-upgrade-nya ke tingkatan yang lebih baik?

Profesional di dunia kerja bisa berarti menyelesaikan pekerjaan tepat waktu, melaksanakan tugas dengan baik, dan berkepribadian sesuai profesi yang dijalani.

Namun, profesionalisme tidak hanya berkaitan dengan ‘profesi’ yang menjadi kata dasarnya.

Profesionalisme tidak melulu soal bertanggung jawab dengan profesi atau karier yang sedang kita jalani. Lebih dari itu, profesionalisme selalu dibutuhkan setiap orang di mana pun dan kapan pun.

Oleh karena itu, seseorang perlu mengetahui bagaimana cara menjadi profesional.

Pada artikel ini,  akan menjelaskan apa itu profesionalisme di tempat kerja.

Yuk, simak penjelasan Glints berikut ini!

1. Tepat waktu

workaholic

© indiaeducation.net

Kunci profesionalisme yang pertama adalah tepat waktu.

Dalam pekerjaan, sering kali seseorang dihadapkan dengan deadline yang padat. Deadline tersebut bisa saja ditentukan oleh atasan, tim, atau bahkan diri sendiri.

Jika kamu bekerja dalam tim, pekerjaanmu sangat mungkin berhubungan dengan anggota lainnya.

Maka, jika kamu telat deadline, hal tersebut akan berpengaruh pada kinerja anggota lainnya juga.

Tidak hanya saat dalam tim. Jika kamu bekerja freelance atau mengerjakan pekerjaan yang bersifat pribadi, kamu tetap perlu tepat waktu.

Bayangkan jika kamu seorang freelance, tetapi kamu tidak tepat waktu memberikan hasil project-mu ke klien.

Bisa jadi kepercayaan klien kepada kamu akan berkurang atau bahkan hilang.

Hal tersebut dapat menutup kemungkinan adanya repeat order dari klien.

2. Jujur

Kejujuran juga menjadi salah satu kunci profesionalisme yang kuat. 

Dikutip dari Inc, sepanjang 2017, terdapat 85 persen calon karyawan yang berbohong dalam resumenya.

Persentase tersebut naik 19 persen dari jumlah calon karyawan yang berbohong pada 2012.

Jika seorang calon karyawan sudah mulai tidak jujur pada saat wawancara kerja, besar kemungkinan ia akan melakukan hal yang sama saat bekerja.

Kejujuran penting untuk membangun kepercayaan orang lain.

Satu kali saja kamu ketahuan tidak jujur, maka sulit untuk membangun kembali kepercayaan orang tersebut.

3. Bertanggung jawab

Ciri profesionalisme lainnya adalah bertanggung jawab.

Dalam pekerjaan dan kehidupan sehari-hari, seseorang harus bertanggung jawab atas pikiran, perkataan, dan perbuatannya.

Sebelum mengatakan atau melakukan sesuatu, seseorang harus memikirkan alasan dan dampaknya terlebih dahulu.

Dengan berpikir sebelum berkata dan bertindak, seseorang bisa bertanggung jawab atas apa yang ia lakukan.

4. Menghargai orang lain

integrated marketing communications

© Unsplash.com

Tidak ada satu pekerjaan pun yang tidak berhubungan dengan orang lain.

Kamu bisa saja berhubungan dengan anggota tim, atasan, bawahan, agency, hingga klien. Dalam hubungan tersebut, kamu perlu membangun rasa menghargai orang lain.

Sebagai contoh, kamu bisa menghargai pendapat orang lain. Kamu bisa memberi kesempatan bagi orang lain untuk menyampaikan pendapatnya.

Contoh lainnya, jika rekanmu melakukan pekerjaannya dengan baik, kamu juga bisa memberikan apresiasi padanya.

Dikutip dari Forbesengagement seorang karyawan terhadap pekerjaan dan perusahaan akan meningkat 26 persen jika mendapat apresiasi dari rekan kerjanya.

Tidak ada salahnya untuk mengucapkan, “Selamat,” jika rekanmu berhasil mencapai target pekerjaannya.

5. Fokus

Ciri profesionalisme lainnya adalah fokus.

Setiap karyawan tentu sudah memiliki job description-nya masing-masing.

Penting bagi seorang karyawan untuk terlebih dahulu fokus pada apa yang harus dikerjakannya.

Jangan sampai fokusmu teralihkan dengan hal-hal lain yang tidak seharusnya diperhatikan pada jam kerja, terutama yang berkaitan dengan kehidupan pribadi.

Sebagai contoh, kamu sedang ada masalah dengan pasanganmu.

Kemudian, kamu terus sedih sepanjang jam kerja sehingga kamu tidak mampu menyelesaikan pekerjaanmu dengan baik hari itu.

Seorang karyawan yang profesional harus mampu menentukan kapan ia harus fokus dengan pekerjaan, kapan ia bisa fokus dengan hal lainnya.



6. Self-upgrading

Penting bagi seorang karyawan untuk melakukan self-upgrading.

Self-upgrading adalah kesadaran diri sendiri untuk meng-upgrade skill dan pengetahuan yang ia perlukan dalam pekerjaan.

Tidak ada satu orang pun yang tidak perlu meng-upgrade diri, bahkan di level Chief Executive Officer (CEO) sekali pun.

Semua orang harus mampu mendorong dirinya untuk terus belajar.

Di zaman globalisasi ini, terdapat berbagai hal yang cepat berubah, termasuk di dalam dunia kerja. Oleh karena itu, kita harus terus belajar agar tidak ketinggalan dengan zaman.

7. Optimis

olahraga sambil duduk di kantor

© Freepik.com

Kamu pernah diberikan goal atau tuntutan yang menurutmu tinggi oleh atasan?

Jangan khawatir, tetap optimis dan percaya bahwa kamu mampu mencapai goal yang telah ditetapkan tersebut.

Goal yang tinggi membuat kamu berusaha untuk melewati limit dirimu. Mungkin selama ini kamu merasa hanya bisa melakukan hingga batas sekian.

Namun, dengan goal yang tinggi, kamu akhirnya menjadi paham bahwa kemampuanmu lebih dari itu.

Jika kamu gagal, jangan putus asa. Tetap optimis dan yakin bahwa kamu akan berhasil di kesempatan berikutnya.

8. Mengakui kesalahan

Manusia tidak luput dari kesalahan, begitu pula karyawan.

Oleh karena itu, ciri profesionalisme selanjutnya adalah mau mengakui kesalahan.

Jika suatu saat kamu melakukan kesalahan, baik sengaja maupun tidak, kamu harus berani mengakui kesalahan tersebut.

Akui kalau kamu memang salah. Namun, kamu bisa menyertainya dengan janji dan bukti untuk tidak mengulang kesalahan itu lagi. 

Jangan melempar kesalahan yang sebenarnya kamu lakukan sendiri kepada orang lain. Itu menunjukkan hal yang tidak profesional dalam dunia kerja.

9. Mendengarkan orang lain

Menurut Harvard Business Review, semua orang mampu mendengar.

Namun, tidak banyak orang yang benar-benar memahami bagaimana cara mendengarkan orang lain dengan baik.

Mendengar dan mendengarkan adalah dua hal yang berbeda. Mendengar berarti kamu menangkap sebuah suara dengan telingamu tanpa sengaja.

Sementara itu, mendengarkan berarti kamu sungguh-sungguh berusaha memahami suatu suara dengan telingamu.

Maka, ciri profesionalisme dalam pekerjaan selanjutnya adalah mendengarkan orang lain. Seorang karyawan sering berada pada posisi harus mendengarkan orang lain, salah satunya ketika rapat.

Dalam situasi itu, kamu harus berusaha untuk fokus mendengarkan dan memahami apa yang orang lain katakan.

Beri kesempatan kepada orang lain untuk berbicara. Kemudian, berikan tanggapan yang sesuai dengan apa yang dikatakannya.

Kamu bisa bertanya, mengangguk, atau menyanggah pendapat orang lain untuk menunjukkan bahwa kamu benar-benar mendengarkannya.

10. Sertai kritik dengan solusi

tantangan pekerjaan generasi milenial

© Freepik.com

Dalam pekerjaan, realita tidak selalu sejalan dengan ekspektasi kita.

Oleh karena itu, muncul kritik yang biasa kita sampaikan pada rekan atau atasan kerja. Namun, penting untuk kita tidak sekadar menyampaikan kritik.

Kita bisa menyertakan solusi dalam kritik-kritik yang kita sampaikan.

Dengan begitu, kritik tersebut tidak akan terlihat dibuat-buat, tetapi memang ada solusi lain yang lebih baik untuk menyelesaikannya.


Itulah 10 cara meningkatkan profesionalisme dalam dunia kerja. Profesionalisme adalah hal yang wajib dimiliki oleh semua pekerja.

Oleh karena itu, terus asah dirimu untuk menjadi seseorang yang profesional.


 Copyright stekom.ac.id 2018 All Right Reserved