Teori Gestalt dalam Desain Grafis
Desain grafis merupakan cabang ilmu dari seni visual yang tidak bisa lepas dari ilmu psikologi. Peran psikologi dalam desain grafis meliputi bagaimana seseorang secara psikis merespon tampilan visual disekitarnya. Oleh karena itu, mempelajari teori psikologi sangat dianjurkan bagi desainer grafis untuk menciptakan tampilan visual yang cerdas dan efektif. Salah satu teori psikologi yang paling populer dan banyak digunakan dalam desain grafis adalah teori Gestalt. Gestalt merupakan sebuah teori psikologi yang menyatakan bahwa seseorang akan cenderung mengelompokkan apa dia lihat disekitarnya menjadi suatu kesatuan utuh berdasarkan pola, hubungan, dan kemiripan. Teori ini dibangun oleh 3 ilmuwan asal Jerman yaitu: Kurt Koffka, Max Wertheimer, and Wolfgang Köhler.
Tokoh Teori Gestalt 1. Max Wertheimer Max Wertheimer adalah ilmuwan yang lahir di Praha pada 15 April 1880 dan memiliki gelar Ph.D di bidang psikologi. Saat perang Eropa membuatnya pindah ke Amerika dan dalam perjalanannya itu ia menemukan ide untuk penelitiannya karena melihat lampu yang berkedip- kedip dari kereta. Max Wertheimer kemudian meneliti atas pertanyaan- pertanyaan yang muncul dibenaknya, yakni rangsangan mata dari suatu objek karena tercipta adanya ilusi gerakan. Fenomena tersebut kemudian Max Wertheimer beri nama Phi Phenomenon. Saat Max Wertheimer berusia 30 tahun, yakni tahun 1910 ia melihat sebuah stroboscope di toko mainan yang membuat ketertarikannya untuk meneliti tentang sebuah konsep persepsi. Objek tersebut membuat Max Wertheimer tertarik bereksperimen dan mepelajari banyak hal tentang objek secara mendalam. Max Wertheimer kemudian akhirnya mencetuskan teori Gestalt, yakni teori tentang persepsi. 2. Wolfgang Kohler Wolfgang Kohler adalah ilmuwan yang lahir di Reval Estonia pada 21 Januari 1887 dan bekerja di Universitas Berlin dan menerima gelar ertamanaya Ph.D. Wolfgang Kohler Juga bertemu dengan Max Wertheimer saat masih bekerja di Institut Psikologi Frankfurt. Tahun 1917 Wolfgang Kohler menulis buku yang berjudul Mentality Of Apes, kemudian tahun 1929 ia kembali menulis buku berjudul Gestalt Psychology. Wolfgang Kohler melakukan beberapa eksperimen tentang teori pembelajaran Gestalt ini seperti sebagai berikut: Eksperimen I adalah penelitiannya tentang perilaku simpanse untuk meraih pisang yang diberikan Wolfgang Kohler. Karena mengalami kesulitan untuk meraihnya, maka simpanan tersebut menggunakan tongkat yang ada di sangkarnya untuk meraih pisang tersebut. Eksperimen II masih sama dengan eksperimen sebelumnya, namun posisi pisang dibuat Wolfgang Kohler lebih tinggi dan simpanse diberi dua tongkat. Karena sulit meraih pisang tersebut dengan satu tongkat, maka simpanan tersebut menggabungkan kedua tongkat tersebut untuk meraih pisang. Eksperimen III dianggap masih keberlanjutan dari eksperimen ke II, namun Wolfgang Kohler merubah bentuk tongkat menjadi bentuk kotak dan simpanse menggunakan kotak tersebut untuk memanjat meraih pisang Eksperimen IV Wolfgang Kohler masih menggunakan simpanse dan pisang, yakni menambah kotak dalam sangkar dan menambah posisi tinggi pisang. Kemudian simpanse memperoleh wawasan baru untuk menumpuk kotak demi kotak untuk meraih pisang tersebut.
Gestalt dalam Desain Grafis Gestalt banyak digunakan dalam desain grafis karena menjelaskan bagaimana persepsi visual bisa terbentuk. Prinsip-prinsip Gestalt yang banyak diterapkan dalam desain grafis antara lain adalah proximity (kedekatan posisi), similarity (kesamaan bentuk), closure (penutupan bentuk), continuity (kesinambungan pola), dan figure Ground.
1. Proximity (kedekatan posisi) Objek-objek yang berdekatan posisinya akan dikelompokkan sebagai suatu kesatuan.
Objek-objek pada logo unilever diatas dipersepsikan sebagai sebuah kelompok (huruf 'U') karena memiliki kedekatan posisi satu sama lain.
2. Similarity (kesamaan bentuk) Objek-objek yang bentuk dan elemennya mirip akan dikelompokkan sebagai suatu kesatuan. Tiga segitiga di bagian bawah logo diatas sejatinya adalah bagian dari ikon burung di logo tersebut. Namun karena memiliki kesamaan bentuk dengan segitiga lain, objek tersebut dipersepsikan sebagai bagian kelompok segitiga yang membentuk lingkaran.
3. Closure (penutupan bentuk) Suatu objek akan dianggap utuh walaupun bentuknya tidak tertutup sepenuhnya. Kita dapat mengenali bahwa ikon pada logo WWF adalah seekor panda. Padahal, gambar tersebut tidaklah lengkap atau belum tertutup sepenuhnya.
4. Continuity (kesinambungan pola) Objek akan dipersepsikan sebagai suatu kelompok karena adanya kesinambungan pola.
Lingkaran-lingkaran diatas dipersepsikan sebagai suatu kelompok karena polanya berkesinambungan. Walaupun sebenarnya objek-objek tersebut terpisah satu sama lain.
5. Figure Ground Sebuah objek bisa dilihat sebagai dua objek dengan permainan foreground dan background. Masing-masing bisa diidentifikasi sebagai objek tanpa harus membentuknya menjadi solid.
Gambar diatas ini adalah gambar sebuah objek. Namun dengan memanfaatkan teori figure ground, gambar mampu menampilkan 2 buah objek (objek guci dan siluet wajah) Gestalt menjelaskan bagaimana secara psikologi seseorang mencerna apa yang dilihatnya. Dengan memahami prinsip kerja kecenderungan persepsi visual manusia melalui Gestalt, desainer dapat memahami bagaimana fungsi sampainya suatu pesan terhadap audiens. |