1935 — sekarang: Modern Skandinavia
Modern Skandinavia adalah gerakan desain yang muncul pada pertengahan abad ke-20 di negara-negara Nordik. Gaya desain ini ditandai terutama oleh kesederhanaan, fungsionalitas, dan penekanan kuat pada keahlian. Skandinavia Modern sering menampilkan garis-garis bersih, estetika minimalis, dan fokus pada bahan-bahan alami. Filosofi desain memprioritaskan kepraktisan, kenyamanan, dan kualitas abadi, menjadikannya pengaruh signifikan pada tren desain kontemporer.
1935 — 1975: Modern Abad Pertengahan
Gerakan Modern Abad Pertengahan mengacu pada desain dan gaya arsitektur yang mencapai puncaknya pada 1950-an. Gerakan ini ditandai dengan garis-garis bersih, bentuk organik, dan fokus pada fungsionalitas. Desain modern abad pertengahan berusaha membawa modernisme ke kehidupan sehari-hari, dan sangat dipengaruhi oleh prinsip-prinsip Bauhaus, desain Skandinavia, dan gaya Internasional, menekankan kesederhanaan, ruang terbuka, dan koneksi dengan alam. Fitur utama termasuk bidang datar, jendela besar, dan integrasi ruang indoor dan outdoor yang mulus, dan tetap berpengaruh dalam estetika desain kontemporer.
1936–1984: Kitsch
Hampir secara eksklusif dipelajari di Jerman hingga tahun 1970-an, Kitsch adalah istilah yang diterapkan pada seni dan desain yang dianggap sebagai tiruan naif, terlalu eksentrik, serampangan, atau selera dangkal. Kitsch and Art karya Tomáš Kulka mengusulkan tiga kondisi penting agar sesuatu dianggap kitsch: subjek harus cantik atau sangat emosional, harus dapat diidentifikasi secara instan dan mudah, dan tidak boleh secara substansial memperkaya asosiasi kita yang terkait dengan subjek. Untuk mencap sesuatu sebagai "kitsch" seringkali masih merendahkan, meskipun tidak secara eksklusif. Seni atau desain yang dianggap kitsch dapat dinikmati dengan cara yang sepenuhnya positif dan tulus, karena membawa kemampuan untuk menjadi aneh atau unik tanpa menyinggung secara dangkal.
1958 — 1972: Seni Pop
Pop Art berusaha untuk menantang gagasan tradisional dengan memasukkan budaya populer, konsumerisme, dan citra media massa ke dalam ekspresi artistik. Pop Art merayakan benda sehari-hari, iklan, dan budaya selebriti. Gerakan ini ditandai dengan penggunaan warna-warna berani, elemen grafis, dan rasa ironi atau detasemen. Dengan mengambil alih dan mengontekstualisasikan kembali gambar-gambar yang sudah dikenal dari media massa, Pop Art bertujuan untuk mengaburkan batas-batas antara seni tinggi dan budaya populer, membuat seni lebih mudah diakses oleh khalayak yang lebih luas.
1960 — 1969: Zaman Luar Angkasa
Estetika Space Age ditandai dengan bahasa desain futuristik dan optimis yang terinspirasi oleh pencapaian dan aspirasi perlombaan ruang angkasa. Elemen desain termasuk ramping, bentuk ramping, permukaan logam, dan referensi untuk perjalanan ruang angkasa, seperti bentuk roket dan motif langit. Estetika mempengaruhi berbagai bidang, termasuk arsitektur, desain produk, fashion, dan desain grafis, menangkap daya tarik publik dengan eksplorasi luar angkasa dan kemungkinan masa depan.
1965 — sekarang: Desain Postmodern
Gerakan desain Postmodern muncul sebagai reaksi terhadap keterbatasan dan prinsip-prinsip Modernisme yang dirasakan. Postmodernisme dalam desain dicirikan oleh keberangkatan dari fungsionalisme ketat dan minimalisme desain modernis, alih-alih merangkul eklektisisme, ironi, dan rekombinasi gaya sejarah dan referensi budaya yang menyenangkan. Desain postmodern sering menggabungkan unsur-unsur gerakan desain masa lalu, mengaburkan batas antara budaya tinggi dan rendah. Postmodernisme menantang gagasan gaya tunggal dan universal, dan mendorong pendekatan desain yang lebih subyektif, beragam, dan bergantung pada konteks. Fitur penting dari desain postmodern termasuk penggunaan ornamen, kiasan historis, dan penolakan terhadap gagasan bahwa bentuk harus benar-benar mengikuti fungsi.

 Copyright stekom.ac.id 2018 All Right Reserved